Halaman

Senin, 22 April 2013

Proses ...



10 Kecerdasan Penting Manusia dan Anak


Mendidik anak agar menjadi anak yang cerdas bukanlah pekerjaan yang mudah.  Dibutuhkan keuletan dan kesabaran agar anak memiliki kemampuan yang berbeda dengan anak lain.  Kecerdasan anak dapat dirangsang sejak anak usia dini dengan memberikan pelatihan-pelatihan sesuai dengan kemampuannya.  Selain itu pemberian nutrisi dan gizi yang cukup akan mampu untuk meningkatkan kemampuan dan kecerdasan anak.
Kecerdasan menurut Dr. Howard Gardner adalah kemampuan seseorang untuk menyelesaikan masalah atau kemampuan seseorang membuat suatu produk yang memiliki nilai dalam satu latar belakang budaya atau lebih.  Secara umum istilah kecerdasan dapat diartikan menjelaskan sifat pikiran yang meliputi sejumlah kemampuan.  Kemampuan tersebut antara lain kemampuan untuk menalar, merencanakan, memecahkan masalah, berpikir abstrak, kemampuan memahami gagasan, menggunakan bahasa dan kemampuan untuk belajar.

Menurut Dr. Howard Gardner mendefinisikan kecerdasan menjadi 8 macam kecerdasan.  Namun saat ini kecerdasan terbagi menjadi 10 bagian.  Pembagian kecerdasan yaitu :

1.    Kecerdasan Spasial, Kecerdasan dalam melihat dan mengamati dunia yang bersifat visual dan spasial secara teliti serta mampu menvisualisasikan gambar di dalam pikiran atau menuangkannya dalam bentuk gambar 2 dimensi maupun bentuk 3 dimensi.

2.
Kecerdasan Kinestetik, Kecerdasan kinestetik yaitu kemampuan dalam mengolah tubuh secara terampil dan lincah untuk mengekspresikan pemikiran dan perasaan.  Kemampuan ini meliputi kemampuan koordinasi, keseimbangan, daya tahan, kekuatan, kelenturan dan kecepatan dalam olah tubuh.

3. Kecerdasan Musical, Kecerdasan musikal yaitu kemampuan untuk menikmati, mengamati, membedakan, mengarang, membentuk dan mengekspresikan jenis-jenis musik.  Kecerdasan musikal meliputi kepekaan terhadap suara melodi beserta peralatannya dari musik yang didengarnya.

4. Kecerdasan Linguistik, Kecerdaan linguistik adalah kecerdasan dan kemampuan dalam mengolah kata-kata secara efektif dan mampu menyampaikannya dengan baik.  Kecerdasan linguistik akan mampu untuk mempengaruhi, mengajak dan memberikan semangat kepada orang lain menjadi berapi-api.

5. Kecerdasan Logika, Kecerdasan logika adalah kemampuan dalam mengolah angka dan terampil dalam menggunakan logika dan akal sehat yang bersifat ilmiah.

6. Kecerdasan Interpersonal, Kecerdasan interpersonal yaitu kemampuan untuk mengamati dan mengerti kemauan, motivasi dan perasaan orang lain.  Kemampuan ini adalah kemampuan untuk membaca pada ekspresi wajah, suara dan ekspresi gerakan seseorang.  Seseorang yang memiliki kecerdasan interpersonal akan memiliki keahlian dalam bergaul dengan orang lain.

7. Kecerdasan Intrapersonal, Kecerdasan intrapersonal adalah kemampuan seseorang untuk memahami kekuatan dan kelemahan di dalam diri.  Kecerdasan intrapersonal akan mampu untuk memotivasi dirinya sendiri dan orang yang bertipe ini akan sangat menghargai moral, aturan dan etika.

8. Kecerdasan Naturalis, Kecerdasan naturalis yaitu kemampuan untuk mengenali, membedakan, mengungkapkan dan membuat rincian terhadap apa yang dilihatnya dan ditemuinya baik di alam maupun lingkungan.  Kemampuan ini meliputi kemampuan untuk mengenali tanaman, hewan dan bagian lain dari kehidupan alam semesta.

9. Kecerdasan Intuisi, Kecerdasan intuisi adalah kemampuan untuk merasakan dan mengetahui suatu hal tanpa alasan tertentu.  Intuisi akan dapat tercipta setelah melalui berbagai macam pola pengalaman di masa lalu.

10. Kecerdasan Spiritual, Kecerdasan spiritual yaitu kemampuan untuk menyadari, menentukan, dan menempatkan makna, nilai, moral serta cinta terhadap Tuhan Yang Maha Esa.  Kecerdasan ini merupakan kecerdasan yang paling utama dan merupakan pusat dan awal dari kecerdasan lainnya.

Dengan mengetahui
10 macam kecerdasan ini maka kita akan bisa memberikan kategori kecerdasan kepada anak kita.  Setelah mengetahui kecerdasan yang dimiliki anak maka dengan mudah kita akan bisa mengarahkannya.  Berikan kepada anak ilmu yang lebih spesifik lagi agar kemampuan anak terasah sesuai dengan jenis kecerdasan yang dimilikinya.


Perkembangan Anak Usia 9 hingga 24 bulan

Tak terasa sang bayi sudah beranjak besar.  Ada banyak perubahan-perubahan yang terjadi ketika bayi sudah berusia 9 bulan hingga 24 bulan.  Banyak tingkah lakunya yang akan membuat kita gemas, terlebih ketika bayi sudah berumur 2 tahun.  Kemampuan motorik halus dan motorik kasarnyapun akan lebih baik lagi bila dibandingkan ketika si dede masih berumur 1 tahun atau 12 bulan.

Tanpa terasa si bayi sudah kita rawat hingga 2 tahun.  Banyak suka dan duka yang dijalani bersama si kecil.  Mulai dari ngompol dan eek di tengah malam yang membuat
ibu tidak merasakan nyenyaknya tidur.  Bahkan kadang membuat ibu harus bangun kesiangan.  Belum lagi pekerjaan ibu yang harus meladeni keperluan ayah.  Capek rasanya, tapi karena rasa sayang yang tulus dan melihat tumbuh kembang si bayi baik-baik saja membuat rasa lelah dan letih ibu seakan terobati.  Ditambah dengan senyuman bayi dan ketawa bayi yang membuat hati tetap terus semangat.

Apa saja perkembangan bayi usia mulai usia 9 bulan, 12 bulan, 1 tahun 6 bulan hingga usia 2 tahun? Mari kita simak ringkasannya di bawah ini:
1.    Perkembangan bayi usia 9 bulan hingga 12 bulan
Hal-hal yang bisa dilakukan bayi adalah :
a.    Bayi akan berusaha untuk berdiri dengan cara mencari pegangan baik itu meja maupun kursi.
b.    Bayi sudah muali belajar untuk berpegangan.
c.    Ketika bayi mendengar suara maka si bayi sudah berusaha untuk mengulangnya.
d.    Bayi akan belajar mengatakan 1 hingga 2 kata.
e.    Bayi sudah mulai paham larangan dan perintah.
f.     Bayi mampu meraih dan memegang benda kecil di sekitarnya.
g.    Bayi sudah mulai ada keinginan untuk lebih tahu mengenai lingkungan di sekitarnya (bereksplorasi).
h.    Bayi sudah bisa diajak untuk bermain permainan sederhana

2.    Perkembangan bayi usia 12 bulan hingga 18 bulan
Tahap perkembangan bayi usia
1 tahun hingga 1,5 tahun yaitu:
a.    Anak sudah mampu untuk berjalan dan berusaha untuk mengetahui dan menjelajahi lingkungan yang ada di sekitarnya.
b.    Anak mulai bisa untuk menyusun 1-2 buah kotak.
c.    Anak mulai belajar menendang, melempar dan menangkap bola.
d.    Sudah mampu untuk mengucapkan 5 hingga 10 kata.
e.    Anak sudah mulai mengungkapkan perasaanya yaitu bersaing dan rasa cemburu.

3.    Perkembangan anak usia 18 bulan hingga 24 bulan
Hal-hal yang bisa dilakukan anak usia 1,5 tahun dan 2 tahun yaitu:
a.    Anak sudah bisa melompat dengan kedua kakinya.
b.    Anak bisa untuk naik dan menuruni tangga.
c.    Anak bisa untuk menyusun kotak lebih dari 6 kotak.
d.    Anak sudah bisa untuk mengenali gambar-gambar yang diperlihatkan kepadanya.
e.    Anak sudah bisa menyusun dua kata.
f.      Anak sudah bisa membuat garis meskipun tidak lurus di atas kertas ataupun tanah.
g.    Anak sudah belajar untuk makan sendiri.
h.    Anak sudah mulai belajar untuk mengontrol buang air besar dan buang air kecil.
i.      Anak sudah mampu untuk menyebutkan beberapa anggota badan dengan benar.
j.      Anak mulai menirukan apa yang dilakukan oleh orang dewasa.
k.    Anak akan belajar bersosialisasi dan bermain bersama anak-anak lainnya.

Banyak hal-hal yang sudah bisa dilakukan
bayi usia 9 bulan hingga 12 bulan.  untuk membantu tahap perkembangannya maka berilah makanan yang sehat dan syarat akan gizi.  Untuk para ibu hindari makanan yang tidak menyehatkan.  Karena anak usia 2 tahun adalah akhir menyusui.  Untuk tahap selanjutnya adalah belajar untuk menyapih si anak.






Mendidik Kemandirian Anak Sejak Usia Dini

Siapa yang tak menginginkan anaknya menjadi anak yang mandiri?  Setiap orang tua pasti berharap agar anaknya menjadi anak yang mandiri.  Baik itu mandiri dalam segala hal.  Karena anak yang memiliki jiwa mandiri akan sangat membantu pekerjaan orang tua sehingga tidak akan terlalu merepotkan orang tua.  Tentunya dalam mendidik anak agar menjadi anak yang mandiri harus dilakukan sejak anak usia dini dan dilakukan secara konsisten dan penuh dengan kesabaran.

Sikap mandiri yaitu suatu sikap yang memungkinkan seorang anak untuk berbuat dan bertindak secara bebas, melakukan suatu hal atas dorongan diri sendiri tanpa merepotkan atau bantuan orang lain dan mampu untuk berpikir secara kreatif yang penuh inisiatif dan mampu untuk memberikan pengaruh kepada lingkungan sekitarnya dengan rasa percaya diri dan anak mendapatkan kepuasan dari apa yang telah dilakukannya.

Pada dasarnya setiap anak memiliki sikap kemandirian.  Sikap mandiri anak tidak tampak di usia dewasa bisa jadi dikarenakan penerapan pola asuh maupun pola didik yang salah ketika anak masih usia dini.  Kebanyakan para orang tua memberlakukan anaknya dengan sikap yang berlebihan dan cenderung memanjakan anak.  Rasa sayang yang berlebihan kepada anak sangat memungkinkan mematikan daya kemandirian anak.

Banyak para orang tua yang berlebihan dalam memberikan proteksi kepada anaknya.  Sehingga ketika anak ingin mencoba hal baru, para orang tua banyak memberikan pelarangan dengan alasan anak nanti cidera ataupun jatuh.  Sebagai contoh misalnya ketika anak ingin belajar naik kursi, sikap yang diambil para orang tua yaitu pasti melarang anaknya untuk melakukan hal tersebut dengan alasan takut nanti anaknya jatuh. 

Sikap pelarangan yang berlebihan inilah yang akan memberikan pengaruh kepada anak untuk lebih bersikap pasif dan mengikuti perintah dari orang tuanya.  Sehingga anak akan cenderung tidak mandiri dikarenakan pola mendidik yang diberikan orang tuanya.  Seharusnya anak diberi pendampingan dan pengarahan bukan dengan pelarangan secara spontan. Beberapa ciri anak yang memiliki sikap kemandirian yaitu:
1.    Memiliki rasa tanggung jawab.
2.    Mampu menimbang dalam menghadapi masalah sesuai dengan tingkat kecerdasannya yang dimilikinya.
3.    Memiliki rasa percaya diri yang tinggi.
4.    Mempunyai sikap yang kreatif dan inisiatif.

Untuk membentuk agar anak menjadi anak yang mandiri antara lain

1. Melatih anak untuk memilih dan konsekuensi yang harus diterima atas pilihannya itu. Berilah sedikit kebebasan kepada anak untuk melakukan hal yang disukainya.  Beri kesempatan anak untuk membuat keputusan dimulai dalam lingkup yang sederhana.  Tujuannya adalah agar anak terbiasa memutuskan dan mempertanggungjawabkan apa yang telah dipilihnya.  Sebagai contoh misalnya beri kesempatan anak untuk membuat menu makanannya sendiri sesuai dengan seleranya, memberi kesempatan anak untuk memilih dan memakai bajunya sendiri. Dan masih banyak lagi contoh yang lainnya.

2.    Memberikan apresiasi kepada anak atas apa yang telah dilakukannnya. Berilah penghargaan atas usaha positif yang telah dilakukan anak.  Namun jikalau anak melakukan kegagalan janganlah memarahi anak.  Berilah motivasi agar anak tetap semangat dan mau mencoba kembali usahanya. 

3. Hindari sikap mendikte dan banyak omong kepada anak, Para orang tua sebaiknya meminimalisir sikap mendikte dan sikap cerewet kepada anak.  Para orang tua sebaiknya tidak banyak tahu dan tidak perlu banyak memberikan nasehat kepada anak.  Berbicaralah seperlunya saja ketika anak sedang melakukan suatu hal dan beri kesempatan anak untuk konsen.  Bantu anak jika anak memang membutuhkan bantuan maupun nasehat.

4. Latih anak untuk berpikir sendiri atas apa yang belum diketahuinya. Sifat anak memang selalu ingin tahu dan banyak tanya terutama kepada orang tuanya.  Kadang ada beberapa anak yang banyak bertanya kepada orang tuanya hingga orang tuanya susah untuk menjawab pertanyan dari orang tuanya.  Berilah pengertian kepada anak bahwa sumber informasi tidak hanya dari orang tua saja.  Ajak anak untuk berpola pikir kreatif dengan memanfaatkan fasilitas informasi yang ada di sekitarnya.  Baik itu melalui buku maupun menanyakan kepada orang yang ahli dibidangnya.

5. Minimalisir kata "Tak mungkin" atau "Mustahil" kepada anak. Kata-kata yang terlihat sederhana tersebut sangat ampuh untuk mematikan daya kreativitas anak.  Ucapan kata tersebut sangat berpotensi melemahkan dan mematahkan semangat anak sehingga anakpun tidak mau mencapai apa yang telah diinginkannya dan dipikirkannya. Ingat pepatah Impossible is Nothing.

Hal yang bisa dilakukan orang tua dalam mendidik anak agar anak menjadi anak yang mandiri adalah dengan mendampinginya.  Beri kesempatan anak untuk memecahkan persoalan yang dihadapinya dan beri kesempatan anak untuk memutuskan pilihannya.  Para orang tua harus memahami bahwa anak juga memiliki otonomi atas dirinya dan orang tua sebaiknya tidak memberikan proteksi yang berlebihan kepada anaknya.


Metode Keluarga Imran Dalam Mendidik Anak

Mendidik anak diera kemajuan jaman memang membutuhkan pola pendidikan yang benar.  Dengan metode yang baik maka hasilnya pun tentu akan sangat berpeluang berhasil.  Karena anak berhasil atau tidak itu tergantung bagaimana cara orang tua mendidiknya.  Tapi benarkah ada metode yang tepat untuk mendidik anak agar anak menjadi anak yang shaleh dan shalehah?  Adakah contoh riil yang bisa kita tiru dan kita terapkan dalam rangka mendidik anak kita di tengah arus modernisasi yang bisa saja menggilas kita?

Kita hidup diujung jaman tentunya akan banyak pelajaran yang bisa kita petik dan kita jadikan hikmah sebagai guru dan pengalaman terbaik.  Pelajaran apa yang bisa kita teladani dan bisa kita jadikan contoh dalam mendidik anak?  Tentu saja hal yang bisa kita ambil hikmahnya adalah pengalaman orang-orang yang pernah hidup di jaman dahulu.  Orang-orang terdahulu bisa kita jadikan panutan karena kita tahu endingnya (akhirnya) apakah baik atau buruk.  Tentu hal ini akan berbeda manakala kita mengambil pelajaran dari orang yang masih hidup, karena kita belum tahu akhirnya, apakah orang yang kita jadikan teladan baik atau buruk.

Pada hakikatnya sejarah adalah kejadian yang berulang hingga sekarang ini.  Yang membedakan hanyalah tampilan secara fisiknya namun pada intinya akan memiliki kesamaan dengan sifat orang-orang yang terdahulu.  Dahulu ada orang yang sombong, begitu pula jaman sekarang masih ada orang yang sombong meskipun secara fisik akan berbeda dengan orang terdahulu.  Baik, buruk, ikhlas, riya, pelit, dermawan, baik hati dan lain sebagainya akan selalu ada disetiap jaman.

Oleh karena itu salah satu yang bisa kita tiru dari orang terdahulu yaitu bagaimana cara mendidik anak yang baik.  Kita bisa meniru teknik yang dipakai keluarga Imran dan Hannah dalam mendidik Maryam sehingga Maryam bisa menjadi wanita yang shalehah.  Salah satu alasan mengapa keluarga Imran dan Hannah kita jadikan teladan dikarenakan memang sudah ada bukti riilnya dan nyata terjadi yaitu pola pendidikan yang diberikan kepada Maryam hingga Maryam menjadi wanita shalihah.

Maryam adalah satu-satunya wanita yang diabadikan sebagai nama salah satu surat yang tercantum dalam Alquran yaitu surat Maryam.  Surat Maryam merupakan surat yang ke 19 dalam Alquran.  Maka dari itu kita bisa mengambil pelajaran dari Maryam.  Sedangkan keluarganya yaitu keluarga Imran juga diabadikan sebagai nama surat dalam Alquran yaitu Surat Ali Imran.  Tentunya dari sini bisa kita petik banyak hikmah yang bisa dijadikan rujukan dalam mengarungi samudera kehidupan.  Salah satunya adalah metode dalam mendidik anak. Lalu bagaimanakah cara keluarga Imran dalam mendidik anak?  Adapun metode yang digunakan dalam mendidik Maryam adalah sebagai berikut:
1.    Motivasi beribadah, Hal yang pertama dilakukan adalah bahwa mendidik anak merupakan rangkaian kegiatan yang bernilai ibadah.  Tidak ada nilai untuk minta balas budi dari anak karena memang pengorbanan yang dilakukan adalah sebagai amal ibadah dan semata-mata karena Allah Ta'ala.  Bahkan Hannah ketika mengandung Maryam, beliau memohon agar anak yang dikandungnya agar menjadi wanita yang shalihah dan senantiasa beribadah kepada Allah Ta'ala.

"(Ingatlah), ketika isteri 'Imran berkata: "Ya Tuhanku, Sesungguhnya aku menazarkan kepada Engkau anak yang dalam kandunganku menjadi hamba yang saleh dan berkhidmat (di Baitul Maqdis). karena itu terimalah (nazar) itu dari padaku. Sesungguhnya Engkaulah yang Maha mendengar lagi Maha Mengetahui." (Qs. Ali Imran: 35)

Oleh karena itu niat pertama kali yang harus diperhatikan dalam mendidik anak yaitu karena semata-mata untuk Allah Ta'ala.  Ketika semua dijalankan karena Allah Ta'ala maka proses dan jalannya rumah tangga akan berjalan harmonis dan keluarga yang harmonis merupakan sarana penting dalam mendidik anak.

2. Memberikan nama yang baik kepada anak, Pemberian nama kepada anak juga harus diperhatikan dengan baik.  Memberikan nama yang baik kepada anak merupakan kewajiban orang tua.  Karena salah satu fungsi nama adalah sebagai doa dan harapan.  Sedangkan keluarga Imran sendiri menamai anaknya dengan nama Maryam.  Maryam berarti wanita yang ahli ibadah dan pelayan Allah.

"Maka tatkala isteri 'Imran melahirkan anaknya, diapun berkata: "Ya Tuhanku, sesunguhnya aku melahirkannya seorang
anak perempuan; dan Allah lebih mengetahui apa yang dilahirkannya itu; dan anak laki-laki tidaklah seperti anak perempuan. Sesungguhnya aku telah menamai Dia Maryam dan aku mohon perlindungan untuknya serta anak-anak keturunannya kepada (pemeliharaan) Engkau daripada syaitan yang terkutuk." (Qs. Ali Imran: 36)

Berikanlah nama-nama yang baik kepada anak kita.  Dilarang memanggil nama anak kita dengan panggilan yang jelek.  Karena Rasulullah sendiri pernah melarang sahabatnya yang digelari dengan panggilan jelek dan menggantinya dengan nama yang baik.
Dengan nama yang baik akan bisa menjadi motivasi anak bahwa memang namanya sesuai dengan apa yang ada pada dirinya.

3. Senantiasa mendoakan anak, Hannah senatiasa mendoakan kepada Maryam agar Maryam dan keturunanya tidak diganggu setan.
Maka tatkala isteri 'Imran melahirkan anaknya, diapun berkata: "Ya Tuhanku, sesunguhnya aku melahirkannya seorang anak perempuan; dan Allah lebih mengetahui apa yang dilahirkannya itu; dan anak laki-laki tidaklah seperti anak perempuan. Sesungguhnya aku telah menamai Dia Maryam dan aku mohon perlindungan untuknya serta anak-anak keturunannya kepada (pemeliharaan) Engkau daripada syaitan yang terkutuk." (Qs. Ali Imran ayat 36)

Hikmah yang bisa kita petik yaitu agar setiap orang tua senantiasa mendoakan anaknya agar anaknya selalu dalam kebaikan.  Sisipkan doa tersebut disela-sela kita sedang bermunajat kepada Allah Ta'ala.  Karena dengan doa ini akan sangat membantu anak agar dalam mendidik anak diberi kemudahan dan tentunya keberhasilan anak karena adanya pertolongan Allah Ta'ala.  Hanyalah orang yang sombong yang tidak mau berdoa kepada Allah Ta'ala.  Rutinkanlah dalam mendoakan anak dan konsisten agar apa yang kita harapkan kepada anak bisa terwujud dengan ijin Allah.

4. Mencarikan lingkungan yang baik, Keluarga Imran merupakan keluarga yang shaleh.  Tentunya ini merupakan sarana yang penting dalam membesarkan Maryam.  Bahkan Maryam sendiri pernah dirawat hingga dewasa oleh pamannya yaitu Nabi Zakaria. "Maka Tuhannya menerimanya (sebagai nazar) dengan penerimaan yang baik, dan mendidiknya dengan pendidikan yang baik dan Allah menjadikan Zakariya pemeliharanya." (Qs. Ali Imran: 37)

Pelajaran yang bisa kita ambil adalah anak membutuhkan lingkungan yang kondusif dan lingkungan yang mendukung.  Keluarga yang harmonis akan mampu melahirkan anak-anak yang baik pula.  Karena anak hanya akan mengikuti perilaku orang tuanya.  Oleh karena itu sudahkan kita menjadi keluarga yang sakinah mawaddah warahmah?  Kalau hal itu belum terpenuhi, sudah barang tentu dalam mendidik anak kita akan banyak menemui kesulitan.  Selain itu kumpulkan anak dalam lingkungan yang sehat dan baik.  Hindarkan anak bergaul dengan orang-orang yang jauh dari nilai-nilai kebaikan agar anak tidak terpengaruhi.  Karena konsepnya adalah hanya dua hal yaitu dipengaruhi atau mempengaruhi.

5. Memberikan makanan dan rejeki yang halal thoyyibah, Maryam selalu mendapatkan makanan yang halal dan thoyibbah.  Beliau tidak pernah memakan makanan haram.  Bahkan Maryam sendiri terkadang diberikan makanan halal yang berasal dari Allah Ta'ala. "Setiap Zakariya masuk untuk menemui Maryam di mihrab, ia dapati makanan di sisinya. Zakariya berkata: "Hai Maryam dari mana kamu memperoleh (makanan) ini?" Maryam menjawab: "Makanan itu dari sisi Allah". Sesungguhnya Allah memberi rezeki kepada siapa yang dikehendaki-Nya tanpa hisab." (Qs. Ali Imran: 37)
"Hai orang-orang yang beriman, makanlah di antara rezki yang baik-baik yang Kami berikan kepadamu dan bersyukurlah kepada Allah, jika benar-benar kepada-Nya kamu menyembah." (Qs. AlBaqarah: 172)

Makanan merupakan unsur terpenting yang bisa mempengaruhi sifat dan karakter anak kita.  Karena daging yang tumbuh dalam diri anak kita tergantung dari makanan yang diasupnya.  Untuk menjadikan anak yang shaleh dan shalehah maka kewajiban orang tua adalah menafkahinya dengan rejeki yang halal dan thoyyibah agar anak tidak memiliki perangai dan sikap yang buruk.  Untuk para orang tua hendaklah berhati-hati dalam mencari rejeki.  Kenalilah dengan baik rambu-rambu halal dan haram agar kita bisa terlindungi dan berusaha sedini mungkin untuk menjauhi profesi yang tidak baik.

6. Mengenalkan dan mendekatkan ke Masjid, Salah satu nadzar yang dilakukan orang tua Maryam adalah agar Maryam menjadi ahli masjid (Baitul Maqdis) dan hanya mengabdi kepada Allah. Agar anak kita senantiasa dekat kepada Allah maka hal yang bisa kita lakukan adalah berusaha mendekatkan anak kepada masjid.  Hadirkan anak dalam kegiatan keagamaan seperti pengajian, membaca Alquran dan kegiatan lain yang positif.  Ajarkan anak bagaimana cara membaca Alquran, atau langkah praktisnya ikut sertakan anak ke TPQ atau Taman Pendidikan Alquran. Mendidik anak diera globalisasi sangat besar tantangannya, karena faktor eksternal akan senantiasa bergelombang dan bertubi-tubi.  Dibutuhkan ketahanan yang baik dan tentunya dibutuhkan pertolongan Allah Ta'ala.  Begitu dahsyat gelombang perusakkan generasi muda yang sudah menjangkiti masyarakat.  Mulai dari sisi kesehatan, Aqidah, budaya, film, hiburan, media sosial dan lain sebagainya.

Agar gelombang perusakkan tersebut tidak menimpa anak kita maka langkah yang harus kita lakukan dalam mendidik anak bisa meniru apa yang sudah dilakukan keluarga Imran.  Banyak teladan yang bisa praktekkan dalam keluarga dan menerapkan pola pendidikan yang benar kepada anak.  Dan tentunya resep tersebut merupakan resep yang sangat baik dalam mendidik anak.  Manjur atau tidaknya resep tersebut adalah tergantung kita dan semoga Allah senantiasa memberikan pertolongan kepada kita dalam membesarkan dan mendidik anak dengan metode yang sebaik-baiknya.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar