Keterlambatan Berjalan pada Anak, Penyebab dan
Penanganannya
Penulis : Dr. Widodo Judarwanto Sp.A
| Senin, 6 Agustus 2012 | 16:28 WIB
KOMPAS.com - Kebanyakan orang tua mengharapkan anaknya bisa berjalan
lebih cepat dibanding anak lainnya. Namun ternyata, perkembangan motorik
khususnya kemampuan berjalan usia normal sebenarnya bervariasi mulai dari usia
9 bulan sampai 18 bulan.
Orang tua harus mulai khawatir
ketika anak tidak bisa berjalan ketika usianya sudah mencapai 18 bulan. Memang,
bisa berjalan saat usia 15-18 bulan adalah masih dalam batas normal, tetapi
biasanya anak seperti ini mempunyai gangguan motorik kasar dan gangguan
keseimbangan yang ringan yang akan lebih baik diberikan intervensi dan
stimulasi sejak dini.
Pada umumnya, anak terlambat jarang
disertai keterlambatan gerakan motorik kasar lainnya dan gangguan keseimbangan.
Seringkali orangtua atau beberapa dokter menganggap anak tidak percaya diri
atau trauma saat berjalan. Padahal, sebagian dari anak tersebut mengalami
keterlambatan motorik kasar dan gangguan keseimbangan baik dalam tingkat yang
ringan atau yang tidak ringan. Sebaiknya, orangtua memerhatikan perkembangan
motorik kasar, gangguan vestibularis dan gangguan sensoris pada anak yang
sering menjadi penyebab anak terlambat berjalan.
Tahap perkembangan gerakan motorik
normal
- 6-8 bulan: Duduk dan merangkak dengan dua dengkul kaki.
- 12-18 bulan: Berdiri tanpa bantuan, Berjalan dengan merambat ke perabotan
di rumah, Berjalan 2 atau 3 langkah tanpa bantuan, Berjalan 10-20 menit tanpa bantuan.
- 18-24 bulan: Berjalan tanpa kesulitan, Menarik mainan sambil berjalan,
Membawa mainan besar sambil berjalan, Naik/turun bangku tanpa bantuan,
Menemukan cara sendiri untuk berjalan mundur, Bisa naik/turun tangga dengan
bantuan.
- 24-36 bulan Umumnya mampu memanjat dengan baik, berjalan naik/turun
tangga dengan menggunakan satu kaki per anak tangga, Berjalan jinjit.
Penyebab tersering anak terlambat berjalan
Penyebab tersering anak terlambat berjalan
1. Ketidakmatangan Persyarafan
Kemampuan anak melakukan gerakan
motorik sangat ditentukan oleh kematangan syaraf yang mengatur gerakan
tersebut. Pada waktu anak dilahirkan, syaraf-syaraf yang ada di pusat susunan
syarat belum berkembang dan berfungsi sesuai dengan fungsinya, yaitu mengontrol
gerakan-gerakan motorik. Pada usia ± 5 tahun, syaraf-syaraf ini sudah mencapai
kematangan, dan menstimulasi berbagai kegiatan motorik. Otot-otot besar yang
mengontrol gerakan motorik kasar, seperti berjalan,berlari, melompat dan
berlutut, berkembang lebih cepat bila dibandingkan dengan otot-otot halus yang
mengontrol kegiatan motorik halus, seperti menggunakan jari-jari tangan untuk
menyusun puzzle , memegang pensil atau gunting membentuk dengan plastisin atau
tanah liat, dan sebagainya.
2. Gangguan vestibularis atau
keseimbangan
Pada anak yang mengalami dysfunction
of sensory integration (DSI) sering mengalami gangguan keseimbangan.
Gangguan keseimbangan yang terjadi ini seringkali dianggap anak kurang percaya
diri. Gangguan keseimbangan ini biasanya ditandai dengan anak takut saat
berenang, menaiki mainan yang bergerak dan bergoyang seperti ayunan, mainan
kuda-kudaan listrik dengan koin, naik lift atau eskalator. Anak tidak suka naik
umumnya di dalam mobil. Anak mungkin tidak kooperatif sebagai upaya menghindari
sensasi yang membuat anak terganggu. Anak yang underreactive untuk input
vestibular tampaknya tidak pusing bahkan setelah berputar untuk waktu yang
lama, dan tampaknya menikmati gerakan cepat seperti berayun. Bila berjalan
terburu-buru, gerakannya canggung, mudah tersandung atau jatuh. Dia mungkin tidak
membuat upaya untuk menangkap dirinya sendiri ketika dia jatuh. Anak tampak
kesulitan memegang kepalanya sambil duduk. Anak tidak cenderung untuk
melakukannya dengan baik dalam olahraga. Dia mungkin memiliki gaya canggung,
atau gerakan yang tidak biasa ketika bergerak lengan atau kepala. Biasanya juga
disertai keterlambatan membaca, menulis, berbicara, dan persepsi visual-spasial
yang khas.
3. Keterlambatan ringan perkembangan
motorik kasar
Seorang anak yang terlambat
berjalan, kemungkinan juga terlambat dalam duduk dan merangkak. Namun
sayangnya, keterlambatan ini bukanlah hal pertama yang mungkin disadari oleh
para orangtua. Jika ini penyebabnya, maka dokter akan melihat jalan anak dalam
konteks yang berbeda dan mencari tahu berada dimana ia dalam rangkaian
perkembangan motoriknya. Biasanya juga disertai keterlambatan membaca, menulis,
berbicara, dan persepsi visual-spasial yang khas.
4. Gangguan sensoris
Pada kasus tertentu, anak sering mengalami sensitif pada telapak tangan dan kaki. Sehingga hal ini mengakibatkan anak sering jinjit. Selama ini, jalan jinjit atau Tip Toe masih belum diketahui penyebabnya. Meskipun bukan karena kelainan anatomis. Selama ini, orangtua menganggap hal itu adalah memang perilaku anak. Pada anak dengan gangguan sensoris raba biasanya disetai gangguan sensoris suara dan cahaya. Gangguan sensoris suara biasanya anak takut dan tidak nyaman ketika mendengar suara dengan frekuensi tertentu seperti suara blender, suara bayi menangis, suara gergaji listrik. Gangguan sensoris cahaya biasanya anak sangat sensitif terhadap cahaya terang dan sinar matahari.
Pada kasus tertentu, anak sering mengalami sensitif pada telapak tangan dan kaki. Sehingga hal ini mengakibatkan anak sering jinjit. Selama ini, jalan jinjit atau Tip Toe masih belum diketahui penyebabnya. Meskipun bukan karena kelainan anatomis. Selama ini, orangtua menganggap hal itu adalah memang perilaku anak. Pada anak dengan gangguan sensoris raba biasanya disetai gangguan sensoris suara dan cahaya. Gangguan sensoris suara biasanya anak takut dan tidak nyaman ketika mendengar suara dengan frekuensi tertentu seperti suara blender, suara bayi menangis, suara gergaji listrik. Gangguan sensoris cahaya biasanya anak sangat sensitif terhadap cahaya terang dan sinar matahari.
Faktor Predisposisi
Keterlambatan berjalan biasanya sering terjadi pada kelompok anak tertentu seperti :
Keterlambatan berjalan biasanya sering terjadi pada kelompok anak tertentu seperti :
Bayi prematur, obesitas atau
kegemukan, bayi lahir dengan berat bada rendah atau kurang dari 2.500 gram,
anak dengan gangguan hipersensitif saluraan cerna seperti gastropoesepageal
refluks, sering muntah, mual atau sering sulit buang air besar. Keadaan ini
sering terjadi pada anak alergi atau hipersensitif saluran cerna. Sangat
jarang pada anak menderita tumor otak, retardasi mental dan cerebral palsy.
Penanganan
Penanganan
Jika terjadi keterlambatan si kecil
dalam berjalan, maka langkah awal yang harus dilakukan adalah memastikan adanya
gangguan persarafan dengan melakukan pemeriksaan neurologis, penilaian
terhadap fleksibilitas sendi, kekuatan otot dan berbagai gerakan.
Bila penyebabnya disebabkan karena
adanya keterlambatan motorik dan gangguan keseimbangan maka sebaiknya dilakukan
beberapa stimulasi intervensi latihan untuk memperbaikinya. Stimulasi dan
intervensi bila dilakukan pada keterlambatan berjalan yang ringan karena akan
berdampak dengan kemampuan motorik lainnya dimasa depan.
Terapi fisik dilakukan tenaga
terlatih khususnya Dokter Spesialis Fisik dan Rehabilitasi untuk kasus dengan
gangguan keterlambatan berjalan ringan hingga berat.
Kriteria penggolongan keterlambatan
berjalan disertai intervensinya
Bisa berjalan usia 8 bulan-12 bulan
: Kemampuan berjalan sangat baik dan
sangat cepat, biasanya anak demikian motorik kasar dan kemampuan
keseimbangannya sangat baik. Pada kelompok ini mungkin tidak perlu intervensi
atau stimulasi karena anak akan belajar berjalan sendiri dengan baik tanpa
bantuan.
Bisa berjalan usia 12 bulan-15 bulan
: Kemampuan berjalan biasa dan
rata-rata anak seusia. Biasanya anak demikian motorik kasar dan kemampuan
keseimbangannya normal. Pada kelompok ini mungkin intervensi atau stimulasi
ringan akan lebih baik.
Bisa berjalan usia 15 bulan-18 bulan
: Kemampuan berjalan normal tetapi
kurang optimal. Biasanya anak demikian kemampuan motorik kasar dan kemampuan
keseimbangannya kurang begitu baik. Pada kelompok ini perlu intervensi atau
stimulasi ringan agar perkembangan motorik dan vestibularis lebih baik
Bisa berjalan usia 18 bulan-24 bulan
: Kemampuan berjalan terlambat
ringan. Biasanya anak demikian kemampuan motorik kasar dan kemampuan
keseimbangannya tidak baik. Pada kelompok ini harus dilakukan intervensi atau
stimulasi ringan agar perkembangan motorik dan vestibularis menjadi optimal.
Sebaiknya dilakukan oleh arahan tenaga profesional seperti Dokter Spesialis
Fisik dan Rehabilitasi
Bisa berjalan usia 24 bulan-32 bulan
: Kemampuan berjalan terlambat berat
. Biasanya anak demikian kemampuan motorik kasar dan kemampuan keseimbangannya
buruk. Dalam keadaan seperti ini, biasanya disertai gangguan neurologis atau
susunan saraf pusat. Pada kelompok ini harus dilakukan intervensi atau
stimulasi ringan agar perkembangan motorik dan vestibularis menjadi optimal.
Stimulasi seperti tersebut harus dilakukan oleh arahan tenaga profesional
seperti Dokter Spesialis Fisik dan Rehabilitasi
Belum bisa berjalan sampai usia 32
bulan : Kemampuan berjalan terlambat sangat
berat . Biasanya anak demikian kemampuan motorik kasar dan kemampuan
keseimbangannya sangat buruk. Dalam keadaan seperti ini, biasanya disertai
gangguan neurologis atau susunan saraf pusat yang sangat berat seperti
penderita Cerebral palsy. Pada kelompok ini harus dilakukan intervensi atau
stimulasi ringan agar perkembangan motorik dan vestibularis menjadi optimal.
Stimulasi seperti tersebut harus dilakukan oleh arahan tenaga profesional
seperti Dokter Spesialis Fisik dan Rehabilitasi.
Prognosis
- Anak dengan keterlambatan berjalan
biasanya juga disetrai keterlambatan lainnya seperti keterlambatan merangkak,
duduk, berlari atau melompat.
- Anak dengan keterlambatan berjalan
biasanya juga disertai gangguan motorik kasar dan keseimbangan. Pada keadaan
ini harus diwaspadai biasanya anak mudah terjatuh dan tersandung. Saat jatuhpun
biasanya anak lebih tidak bisa menguasai diri sehingga sering terbentur kepala
atau dagunya.
- Di masa depan anak dengan
keterlambatan berjalan biasanya tidak menyukai olahraga atau nilai olahraganya
tidak bagus. Anak seperti ini biasanya hanya senang melihat televisi, main game
atau bermain di dalam rumah. Demikian juga saat sekolah biasanya hanya lebih
senang menonton temannya yang sedang bermain di halaman.
- Tetapi pada anak
dengan keterlambatan ringan motorik kasar biasanya akan mempunyai ketrampilan
motorik halus yang sangat baik seperti kerajinan tangan, menggunting, main
puzzle, main game atau permainan elektronik lainnya. Biasanya
kemampuan tangan lebih baik daripada keterampilan kaki. Sehingga olahraga yang
lebih disukai dan dikuasai adalah tenis, basket, badminton dibandingkan
olahraga lari atau sepakbola.
Supported by
CHILDREN FOOT CLINIC (KLINIK KHUSUS GANGGUAN MASALAH KAKI PADA ANAK) Dr Narulita Dewi SpKFR Children Grow Up Clinic I, JL Taman Bendungan Asahan 5 Bendungan Hilir Jakarta Pusat 10210 Phone : (021) 5703646 - 44466103 Children Grow Up Clinic II,Menteng Square Jl Matraman 30 Jakarta Pusat 10430 phone : (021) 44466103 - 97730777 Email : judarwanto@gmail.com narulita_md@yahoo.com
CHILDREN FOOT CLINIC (KLINIK KHUSUS GANGGUAN MASALAH KAKI PADA ANAK) Dr Narulita Dewi SpKFR Children Grow Up Clinic I, JL Taman Bendungan Asahan 5 Bendungan Hilir Jakarta Pusat 10210 Phone : (021) 5703646 - 44466103 Children Grow Up Clinic II,Menteng Square Jl Matraman 30 Jakarta Pusat 10430 phone : (021) 44466103 - 97730777 Email : judarwanto@gmail.com narulita_md@yahoo.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar