MAKALAH :
PENGGUNAAN
METODE BERMAIN DALAM PENDIDIKAN ANAK USIA DINI
Pendahuluan
Setiap anak dilahirkan bersamaan
dengan potensi-potensi yang dimilikinya. Tak ada satu pun yang luput dari
Pengawasan dan Kepedulian-Nya. merupakan tugas orang tua dan guru sebagai
pendidik untuk dapat menemukan potensi tersebut. Di ranah pendidikan seorang
anak dari lahir memerlukan penanganan yang tepat dalam pemenuhan kebutuhan
pendidikan disertai dengan pemahaman
mengenai karakteristik anak sesuai pertumbuhan dan perkembangannya akan sangat
membantu dalam menyesuaikan proses belajar bagi anak dengan usia, kebutuhan,
dan kondisi masing-masing, baik secara intelektual, emosional dan sosial.
Masa
usia dini merupakan periode emas (golden age) bagi perkembangan anak untuk
memperoleh proses pendidikan. Seiring
berkembangnya zaman, metode pengajaran terhadap anak usia dinipun ikut
berkembang, belakangan diketahui bahwa dengan bermain, anak dapat menangkap
pelajaran lebih bagus dari pada bila tidak sedang bermain, hal ini biasanya
dipengaruhi oleh kadar stress anak yang cepat jenuh terhadap hal-hal yang
membosankan.
Untuk itu
diciptakanlah permainan anak yang beda dari permainan anak yang lain,
permainan-permainan ini menstimulus otak anak, merangsang gerak motoriknya,
melatih daya ingat dan banyak lagi lainnya, permainan anak mendidik seperti ini
banyak dijumpai di toko-toko mainan di kota-kota besar, pada dasarnya permainan
ini sama dengan mainan balita
yang lain, namun bedanya permainan ini ada manfaatnya.
Perumusan
Masalah
Dengan memperhatikan latar belakang masalah
tersebut diatas, dalam makalah ini penulis ingin
memaparkan tentang metode bermain dalam pendidikan anak usia dini dengan
perumusan masalah sebagai berikut : Bagaimana penggunaan metode bermain dalam
mendidik anak usia dini didalam proses pendidikan anak usia dini
Pengertian
Metode Bermain
Manfaat dan
pentingnya pendidikan usia dini atau PAUD untuk memberikan imajinasi dan
wawasan serta rangsangan sensorik dan motorik otak agar tumbuh dan berkembang
dengan baik untuk menempuh dan persiapan ke jenjang Pendidikan Dasar. Pola
pendidikan ini biasanya berbentuk “Belajar sambil bermain”dalam tahap
pengenalan lingkungan alam dan di mulainya pengenalan huruf dan angka serta
membentuk karakteristik watak anak untuk menjadi anak yang sehat serta mampu
dan dapat menjadi anak yang baik dalam masyarakat.
Bermain
merupakan kegiatan yang dapat menimbulkan kesenangan bagi anak, dengan kegiatan
tersebut anak mendapatkan kebahagiaan dan kegembiraan. Bennett mengemukakan
bahwa permainan mempunyaifungsi pendidikan dan perkembangan karena memampukan
anak untuk mengendalikan perilaku mereka dan menerima keterbatasan di dunia
nyata serta melanjutkan perkembangan ego dan pemahaman atas realitas.
Untuk
mengetahui metode secara tepat dapat kita lihat penggunaan kata metode dalam
bahasa Inggris. Dalam bahasa Inggris terdapat kata way dan kata method.
Dua kata ini sering diterjemahkan ”cara” dalam bahasa Indonesia. Sebenarnya
yang lebih layak diterjemahkan ”cara” adalah kata way itu, bukan kata method.
Metode
ialah istilah yang digunakan untuk mengungkapkan pengertian ”cara yang tepat
dan cepat dalam melakukan sesuatu”. Ungkapan ”paling tepat dan cepat” itulah
yang membedakan method dan way (yang juga berarti cara) dalam
bahasa Inggris.
Karena
metode merupakan cara yang paling tepat dan cepat, maka urutan kerja dalam
suatu metode harus diperhitungkan benar-benar secara ilmiah. Karena itulah
suatu metode adalah merupakan hasil eksperimen. Kita tahu suatu konsep yang
dieksperimenkan harus lebih lulus teori, dengan kata lain suatu konsep yang
telah diterima secara teoris yang lebih dieksperimenkan. Bermain berasal dari
kata ’main’ yang memiliki arti berbuat sesuatu untuk menyenangkan hati dengan
menggunakan alat-alat atau tidak.
Kata bermain
mungkin terdengar kurang serius, hanya untuk mengisi waktu luang saja, walaupun
tidak dilakukan oleh anak. Padahal bagi anak-anak kegiatan bermain merupakan
kegiatan yang sangat mutlak dibutuhkan, sebab dunia anak adalah dunia bermain,
bagaimana mereka memahami dunianya adalah melalui bermain.
Bermain
merupakan pekerjaan masa kanak-kanak dan cermin pertumbuhan anak. Bermain
merupakan kegiatan yang memberikan kepuasan bagi diri sendiri. Melalui bermain
anak memperoleh pembatasan dan memahami kehidupan. Para ahli psikologi anak
menekankan pentingnya bermain bagi anak. Bagi anak-anak, bermain merupakan
kegiatan yang alami dan sangat berarti. Dengan bermain anak mendapat kesempatan
untuk mengadakan hubungan yang erat dengan lingkungan.
Bermain
adalah kegiatan yang dapat menimbulkan kesenangan bagi anak dan bermain
dilakukan denga suka rela tanpa paksaan atau tekanan dari pihak luar. Kegiatan
bermain tersebut tidak mempunyai aturan kecuali yang ditetapkan oleh pemain itu
sendiri. Anak mendapatkan kebahagiaan dan kegembiraan melalui kegiatan bermain.
Berdasarkan
uraian di atas, dapat disimpulkan arti bermain: merupakan macam-macam bentuk
kegiatan yang memberi kepuasan pada diri anak, baik menggunakan alat maupun
tidak menggunakan alat, dan bahan bermain terkandung dalam kegiatan dan yang
secara imajinatif ditransformasi sepadan dengan orang dewasa.
Bermain
merupakan kegiatan santai, menyenangkan tanpa tuntutan (beban) bagi anak.
Bermain juga merupakan kebutuhan yang esensial bagi anak. Melalui
bermain anak dapat memuaskan tuntutan dan kebutuhan perkembangan demensi
motorik, kognitif, kreatifitas, emosi, sosial, nilai, bahasa dan sikap hidup.
Bila anak
melakukan kegiatan berpura-pura, menggunakan mainannya tanpa tujuan yang jelas
dalam pikirannya, menyenangkan bagi dirinya sendiri, dan melakukan kegiatan
hanya untuk bergiat, maka anak tersebut dapat dikatakan sedang bermain.
Bermain
merupakan pengalaman belajar yang sangat berguna untuk anak. Meski bermain
adalah kegiatan santai yang menimbulkan kesenangan dan dilakukan dengan suka
rela tanpa ada paksaan dari orang lain, namun bermain mempunyai tujuan. Tujuan
bermain adalah membantu mengembangkan kepribadiannya, yakni aspek intelektual,
aspek
keterampilan, aspek emosional dan aspek sosial.
Definisi
Penidikan Usia Dini
Pendidikan
adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya
untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan
masyarakat. Pendidikan meliputi pengajaran keahlian khusus, dan juga sesuatu
yang tidak dapat dilihat tetapi lebih mendalam yaitu pemberian pengetahuan,
pertimbangan dan kebijaksanaan. Salah satu dasar utama pendidikan adalah untuk
mengajar kebudayaan melewati generasi.
Pendidikan
anak usia dini (PAUD) adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan bagi anak
sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan
pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar
anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.
Menurut
Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada Pasal
1 butir 14, pendidikan anak usia dini didefinisikan sebagai suatu upaya
pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun
yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu
pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan
dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.
Pendidikan
anak usia dini merupakan salah satu bentuk penyelenggaraan pendidikan yang
menitikberatkan pada peletakan dasar ke arah pertumbuhan dan perkembangan fisik
(koordinasi motorik halus dan kasar), kecerdasan (daya pikir, daya cipta,
kecerdasan emosi, kecerdasan spiritual), sosio emosional (sikap dan perilaku
serta agama) bahasa dan komunikasi, sesuai dengan keunikan dan tahap-tahap
perkembangan yang dilalui oleh anak usia dini. Ada dua tujuan
diselenggarakannya pendidikan anak usia dini yaitu:
Tujuan
utama: untuk membentuk anak Indonesia yang berkualitas, yaitu anak yang tumbuh
dan berkembang sesuai dengan tingkat perkembangannya sehingga memiliki kesiapan
yang optimal di dalam memasuki pendidikan dasar serta mengarungi kehidupan di
masa dewasa. Tujuan penyerta: untuk membantu menyiapkan anak mencapai kesiapan
belajar (akademik) di sekolah.
Rentangan
anak usia dini menurut Pasal 28 UU Sisdiknas No.20/2003 ayat 1 adalah 0-6
tahun. Sementara menurut kajian rumpun keilmuan PAUD dan penyelenggaraannya di
beberapa negara, PAUD dilaksanakan sejak usia 0-8 tahun.
Ruang
Lingkup Pendidikan Anak Usia Dini
Infant
(0-1 tahun)
Toddler
(2-3 tahun)
Preschool/
Kindergarten children (3-6 tahun)
Early
Primary School (SD Kelas Awal) (6-8 tahun)
Pembahasan
Dalam
beberapa bidang perkembangan telah terjadi perubahan radikal dalam sikap
terhadap pentingnya penyesuaian pribadi dan sosial anak-anak ketimbang dalam
bermain. Perubahan sikap ini bukan hanya saja terjadi dikalangan para ilmuan
tetapi juga di kalangan orang awam. Sejak peralihan abad sekarang telah terjadi
perubahan sikap yang radikal terhaadap bermain sebagai hasik studi ilmiah
mengenai apa saja yang dapat disumbangkan bermain bagi perkemmbangan anak.
Para ilmuan
telah menunjukkan bahwa bermain merupakan pengalaman belajar yang berharga,
karena ketika bermain anak dapat mendorong imajinasi anak dan mengeluarkan
ide-ide yang tersimpan di dalam dirinya. Anak mengekspresikan pengetahuan yang
ia miliki tentang dunia dan kemudian juga sekaligus bisa mendapatkan
pengetahuan baru, dan semua dilakukan dengan cara yang menggembirakan hatinya.
Tidak hanya
pengetahuan tentang dunia yang ada dalam pikiran anak yang terekspresikan lewat
bermain, tetapi juga hal-hal yang ia rasakan, ketakutan-ketakutan dan
kegembiraannya. Orang tua juga dapat menemukan kesan-kesan dan harapan anak
terhadap orang tuanya dan keluarganya.
Permainan
merupakan gejala umum, baik di dunia hewan maupun kalangan masyarakat seperti
lingkungan anak-anak, pemuda, dan orang dewasa. Permaian merupakan kesibukan
yang dipilih sendiri tanpa ada unsur paksaaan, tanpa di desak oleh rasa
tanggung jawab permainan tidak mempunyai tujuan permainan terletak dalam
permainan itu sendiri dan dapat di capai pada waktu bermain.
Jadi secara
umum permainan adalah sesuatu yang menyenangkan dan menghibur, yang tidak
memiliki tujuan ekstrinsik dan tujuan praktis. Permainan tersebut bersifat
sukarela tanpa adanya paksaan.
Kesadaran akan
pentingnya pendidikan anak usia dini saat ini semakin marak dimana-mana selin
masyarakat luas, pemerintah pun tampaknya cukup memberikan perhatian yang
serius dalam hal ini Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) merupakan awal dari
pengenalan dengan situasi lingkungan yang ada di masyarakat umum di luar
keluarga.
Pendidikan
Anak Usia Dini (PAUD) merupakan suatu lembaga yang di samping memberikan
kesempatan bermain sambil belajar dan sekaligus mendidik anak untuk mandiri,
bersosialisasi dan memperoleh berbagai keterampilan anak. Dan di Pendidikan
Anak Usia Dini (PAUD) inilah anak-anak bisa bersosialisasi dengan anak yang
lain dan mengekspresikan bakat atau kreativitasnya. Pendidikan dalam Pendidikan
Anak Usia Dini (PAUD) diberikan secara terpadu dan harmonis yang selaras dengan
perkembangan anak didik.
Dari
pengamatan juga pengalaman yang dilakukan penulis di lembaga Pendidikan Anak
Usia Dini (PAUD) bahwa Metode Pembelajaran (Bermain sambil Belajar), metode
yang dipergunakan dalam kelompok bermain adalah metode belajar aktif yang
memiliki persyaratan yang diantaranya adalah membuat anak aktif dan banyak
terlibat dan juga memberikan kesempatan kepada anak untuk mengembangkan
kreativitas. Kehidupan anak usia dini adalah dunia bermain maka selayaknya
konsep pendidikan untuk anak usia dini dirancang dalam bentuk bermain. Intinya
bermain adalah belajar, dan belajar adalah bermain.
Sekolah
telah mengakui nilai bermain yang mendidik dengan mencakup permainan dan olah
raga, drama, seni suara dan seni rupa yang teratur dalam kurikulum. Pada era
globalisasi ini banyak permainan yang diciptakan dengan menggunakan teknologi
yang canggih maksudnya agar meningkatkan kreativitas anak, akan tetapi masih
bannyak para orang tua yang belum memanfaatkan bahkan mengabaikan permainan
sebagai media untuk meningkatkan kreativitas anak. Ini sering terbukti
seringnya orang tua melarang anaknya untuk bermain akan tetapi ada juga yang
sudah memanfaatkannya. Kreatifitas merupakan daya/kemampuan manusia untuk
menciptakan sesuatu. Kemampuan ini dapat terkait dengan bidang seni maupun ilmu
pengetahuan. Menurut seorang psikologi terkenal, Erick Erickson, masa usia tiga
setengah tahun hingga enam tahun adalah masa penting bagi seorang anak untuk
mengembangkan kreativitasnya. Erikson mengatkan bahwa masa ini adalah masa
pembentukan sikap intiative versus guilt(inisiatif dihadapkan pada rasa
bersalah). Anak-anak yang mendapatkan lingkungan pengasuhan dan pendidikan yang
baik, akan mampu menembangkan sikap kreatif, antusias untuk bereksplorasi, bereksprimen,
berimajinasi, serta berani mencoba dan mengambil resiko.
Sesuai
dengan metode-metode pembelajaran Kelompok Bermain yang memberikan kesempatan
kepada anak untuk mengembangkan kreativitas, maka berarti kreativitas itu bisa
tampil dini dalam kehidupan anak dan terlihat pada saat ia bermain, karena
ketika bermain anak berimajinasi dan mengeluarkan ide-ide yang tersimpan di
dalam dirinya. Anak mengekspresikan pengetahuan yang dia miliki tentang dunia
dan kemudian juga sekaligus bisa mendapatkan pengetahuan baru, dan semua
dilakukan dengan cara menggembirakan hatinya. Dan bermain juga menambah daya
ingat dan kesempatan menalar, inilah sebabnya bermain dapat membantu
penyelesaian diri yang baik dalam kehidupan karena anak belajar mengatasi
masalah sehari-hari dari hasil bermain tersebut namun demikian mekanisme
permainan yang dapat merangsang kreativitas anak belum di ketahui secara jelas.
Program
pembelajaran disesuaikan dengan usia, minat, kemampuan, bakat, dan tingkat
perkembangan yang berbeda-beda pada setiap anak secara individual. Program
pembelajaran dapat dikembangkan oleh lembaga pendidikan untuk memberikan
kesempatan anak berpartisipasi aktif melalui kegiatan permainan (menyentuh,
mengenal, mencoba benda-benda dan sejenisnya), dan program pembelajaran juga
memberikan pengalaman nyata bagi anak sehuingga anak termotivasi dan memperoleh
pengalaman belajar bermakna.
Para psikolog dan para pakar lainnya telah menyadari betapa pentingnya kreativitas bagi individu maupun masyarakat, mengapa kreativitas begitu bermakna dalam hidup dan mengapa kreativitas perlu dipupuk sejak dini dalam diri anak.
Pertama, karena berkreasi orang dapat mewujudkan dirinya, dan perwujudan diri merupakan kebutuhan pokok pada tingkat tertinggi dalam kehidupan manusia. Kreativitas merupakan manifestasi dari individu yang berfungsi sepenuhnya.
Kedua,
kreativitas atau berfikir kreatif sebagai kemampuan untuk melihat
bermacam-macam kemungkinan penyelesaian terhadap suatu masalah, merupakan
bentuk pemikiran yang sampai saat ini masih kurang mendapat perhatian dalam
pendidikan. Di sekolah yang terutama dilatih adalah penerimaan pengetahuan,
ingatan, dan penalaran.
Ketiga, bersibuk diri secara kreatif tidak hanya bermanfaat bagi diri pribadi dan bagi lingkungan tetapi juga memberikan kepuasan kepada individu.
Ketiga, bersibuk diri secara kreatif tidak hanya bermanfaat bagi diri pribadi dan bagi lingkungan tetapi juga memberikan kepuasan kepada individu.
Keempat,
kreativitaslah yang memungkinkan manusia meningkatkan kulitas hidupnya. Dalam
era pembangunan ini kesejahteraan dan kejayaan masyarakat dan negara bergantung
pada sumbangan kreatif, berupa ide-ide baru, penemuan-penemuan baru, dan
ternologi baru. Untuk itu mencapai hal itu perlulah sikap, pemikiran, dan
perilaku kreatif dipupuk sejak dini.
Oleh karena
itu, pengembangan kreatifitas sejak usia dini, tinjauan dan
penelitian-penelitian tentang proses kreativitas, kondisi-kondisinya, serta
cara-cara yang dapat memupuk, merangsang dan mengembangkannya sangat penting.
Sumber : http://paudazahra.blogspot.com/2012/06/makalah-penggunaan-metode-bermain-dalam.html
Pentingnya
Pendidikan Anak Usia Dini
Posted
by' Hariyanto,
S.Pd onFebruary 7, 2012
Pendidikan adalah merupakan aset penting bagi kemajuan
sebuah bangsa, oleh karena itu setiap warga Negara harus dan wajib mengikuti
jenjang pendidikan, baik jenjang pendidikan anak usia dini,
pendidikan dasar, pendidikan menengah maupun tinggi. Dalam bidang pendidikan
seorang anak dari lahir memerlukan pelayanan yang tepat dalam pemenuhan
kebutuhan pendidikan disertai dengan Pemahaman mengenai
karakteristik anak sesuai pertumbuhan dan perkembangannya akan sangat membantu
dalam menyesuaikan proses
belajar bagi anak dengan usia, kebutuhan, dan kondisi masing-masing, baik
secara intelektual, emosional dan sosial.
Sebelum bicara lebih jauh, apa
sih pendidikan anak usia dini? Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah jenjang
pendidikan sebelum jenjang pendidikan dasar yang merupakan suatu
upaya pembinaan yang ditujukan bagianak sejak lahir sampai
dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan
pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan
jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki
pendidikan lebih lanjut, yang diselenggarakan pada jalur formal, nonformal, dan
informal.
Mengapa pendidikan anak usia
dini itu sangat penting?
Berdasarkan hasil penelitian
sekitar 50% kapabilitaas kecerdasan orang dewasa telah terjadi ketika anak
berumur 4 tahun,8 0% telah terjadi perkembangan yang pesat tentang jaringan
otak ketika anak berumur 8 tahun dan mencapai puncaknya ketika anak berumur 18
tahun, dan setelah itu walaupun dilakukan perbaikan nutrisi tidak akan
berpengaruh terhadap perkembangan kognitif.
Hal ini berarti bahwa perkembangan yang terjadi dalam kurun waktu 4 tahun pertama sama besarnya dengan perkembangan yang terjadi pada kurun waktu 14 tahun berikutnya. Sehingga periode ini merupakan periode kritis bagi anak, dimana perkembangan yang diperoleh pada periode ini sangat berpengaruh terhadap perkembangan periode berikutnya hingga masa dewasa. Sementara masa emas ini hanya datang sekali, sehingga apabila terlewatkan berarti habislah peluangnya.
Menurut Byrnes, pendidikan anak usia dini
akan memberikan persiapan anak menghadapi masa-masa ke depannya, yang paling
dekat adalah menghadapi masa sekolah. “Saat ini, beberapa taman kanak-kanak
sudah meminta anak murid yang mau mendaftar di sana sudah bisa membaca dan
berhitung. Di masa TK pun sudah mulai diajarkan kemampuan bersosialisasi
dan problem solving. Karena
kemampuan-kemampuan itu sudah bisa dibentuk sejak usia dini,” jelas Byrnes.
Selanjutnya menurut
Byrnes, bahwa pendidikan anak usia dini
itu penting, karena di usia inilah anak membentuk pendidikan yang paling bagus.
Di usia inilah anak-anak harus membentuk kesiapan dirinya menghadapi masa
sekolah dan masa depan. Investasi terbaik yang bisa Anda berikan untuk
anak-anak adalah persiapan pendidikan mereka
di usia dini.
Ada dua tujuan mengapa perlu
diselenggarakan pendidikan anak usia dini, yaitu:
Tujuan utama: untuk membentuk
anak yang berkualitas, yaitu anak yang tumbuh dan berkembang sesuai dengan
tingkat perkembangannya sehingga memiliki kesiapan yang optimal di dalam
memasuki pendidikan dasar
serta mengarungi kehidupan di masa dewasa.
Tujuan penyerta: untuk membantu menyiapkan anak mencapai kesiapan belajar (akademik) di sekolah.
Tujuan penyerta: untuk membantu menyiapkan anak mencapai kesiapan belajar (akademik) di sekolah.
Singkatnya, pendidikan anak usia dini
merupakan salah satu bentuk penyelenggaraan pendidikan yang menitikberatkan
pada peletakan dasar ke arah pertumbuhan dan perkembangan fisik (koordinasi
motorik halus dan kasar), kecerdasan (daya pikir, daya cipta, kecerdasan emosi,
kecerdasan spiritual), sosio emosional (sikap dan perilaku serta agama) bahasa
dan komunikasi, sesuai dengan keunikan dan tahap-tahap perkembangan yang
dilalui oleh anak usia dini.
Apa perbedaan anak yang
mendapatkan pendidikan anak usia dini
di lembaga yang berkualitas dengan anak yang tidak mendapatkan pendidikan anak usia dini?
Menurut Byrnes (Peraih
gelar Woman of the Year dari Vitasoy di Australia) di lembaga pendidikan anak usia dini
yang bagus, anak-anak akan belajar menjadi pribadi yang mandiri, kuat
bersosialisasi, percaya diri, punya rasa ingin tahu yang besar, bisa mengambil
ide, mengembangkan ide, pergi ke sekolah lain dan siap belajar, cepat
beradaptasi, dan semangat untuk belajar.
Sementara, anak yang tidak
mendapat pendidikan usia dini, akan
lamban menerima sesuatu. Anak yang tidak mendapat pendidikan usia dini yang
tepat, akan seperti mobil yang tidak bensinnya tiris. Anak-anak yang
berpendidikan usia dini tepat memiliki bensin penuh, mesinnya akan langsung
jalan begitu ia ada di tempat baru. Sementara anak yang tidak berpendidikan
usia dini akan kesulitan memulai mesinnya, jadinya lamban.
Tidak bisa dipungkiri bahwa pendidikan anak usia dini
merupakan pendidikan yang sangat mendasar dan strategis dalam pembangunan
sumber daya manusia. Begitu pentingnya pendidikan ini
tidak mengherankan apabila banyak negara menaruh perhatian yang sangat besar
terhadap penyelenggaraan pendidikan
ini hingga pemerintah Indonesia pun memberikan layanan pendidikan gratis
hingga tingkat SMP.
Kesimpulan
Masa
usia dini merupakan masa-masa keemasan yang merupakan periode kritis bagi anak,
dimana perkembangan yang diperoleh pada periode ini sangat berpengaruh terhadap
perkembangan periode berikutnya hingga masa dewasa. Sementara masa emas ini
hanya datang sekali, sehingga apabila terlewat berarti habislah
peluangnya. Untuk itu pendidikan untuk usia dini dalam bentuk pemberian rangsangan-rangsangan
(stimulasi) dari lingkungan terdekat sangat diperlukan untuk mengoptimalkan
kemampuan anak.
Pendidikan
anak usia dini merupakan salah satu bentuk penyelenggaraan pendidikan yang
menitikberatkan pada peletakan dasar ke arah pertumbuhan dan perkembangan fisik
(koordinasi motorik halus dan kasar), kecerdasan (daya pikir, daya cipta,
kecerdasan emosi, kecerdasan spiritual), sosio emosional (sikap dan perilaku
serta agama) bahasa dan komunikasi, sesuai dengan keunikan dan tahap-tahap
perkembangan yang dilalui oleh anak usia dini.
Ditinjau
dari psikologi perkembangan, usia 6-8 tahun memang masih berada dalam rentang
usia 0-8 tahun. Itu berarti pendidikan yang diberikan dalam keluarga maupun di lembaga
pendidikan formal haruslah kental dengan nuansa pendidikan anak usia dini,
yakni dengan mengutamakan konsep belajar melalui bermain.