"Pagi yang sejuk! namun tidak sama dengan suasana hati yang sedang aku rasakan pada waktu itu. Kalau anak muda sekarang mah bilang lagi GALAU. Bagaimana tidak galau, hari ini bertepatan dengan hari pahlawan, istriku akan melahirkan anak pertamaku, seorang anak yang sudah lama kami tunggu selama lima tahun.
Tepat pukul 07.00 istriku masuk ruang operasi. Itu pilihan kami, karena posisi anak kami dalam kandungan tidaklah seperti yang dikehendaki kami dan dokter. posisi kepala anakku ada di atas bukan di bawah, ditambah lagi keadaan tensi darah istriku yang tidak stabil, belum lagi berat anakku yang dikandung melebihi berat bayi yang akan dilahirkan secara normal, dan terbukti anakku lahir dengan bobot 4,2 kg.
Operasi caesar adalah sebuah pilihan, yach ini pilihan kami, meskipun resiko harus kami jalani. kami sadar resiko pasti ada dalam sebuah tindakan, dan resiko tidak dapat dipisahkan dari setiap tindakan. hasilnya senang atau sedih, itu bukan hakku.
Tepat pukul 07.30, putri pertamaku lahir, aku baru bisa melihatnya setelah aku selesai melaksanakan shalat 2 rakaat untuk meminta perlindungan Allah SWT atas kesehatan dan keselamatan istri dan putriku. Alhamdulillah, mereka berdua selamat! hari pahlawan ini sungguh sangat berarti, hari kamis 10 November 2011 kuberi nama putriku Alesha Alviena Budiman."
Sepenggal cerita di atas merupakan awal dari tulisan ini, aku bukan dokter kandungan, dan seseorang yang ahli dalam membicarakan hal ini. Siang ini, saya sebagi Ayah sekaligus Suami dari istriku, bahwa saya istri saya melakukan operasi cesar adalah sebuah jalan atau pilihan yang sangat sulit, dan akibat dari operasi cesar tersebut mungkin bisa kebetulan dari sebuah penelitian atau sebuah perencanaan yang hebat dari Maha Pencipta. Saya sangat menghargai para peneliti yang telah memberikan opini atas penilitiannnya bahwa banyak sekali resiko yang dilahirkan secara caesar. Karena hal tersebut adalah bagian dari ilmu pengetahuan. Akan tetapi, kita juga harus bisa menghargai jalan yang dipilih oleh sebuah keluarga ketika mereka memilih operasi caesar.
Kira-kira tiga bulan yang lalu, putriku sakit. Dan ketika diperiksa, ia
terkena asma dan gangguan pencernaan. Apa benar ini merupakan bagian
dari sebuah penelitian? atau memang putriku pada saat sakit adalah
merupakan sebuah sketsa perencanaan yang hebat dari Maha Kuasa?
Ada sebuah kebetulan dari akibat Operasi Caesar untuk anak dan istriku, dan hari ini aku baru membacanya, sebuah penelitian menemukan bahwa bayi yang dilahirkan lewat
operasi caesar lebih berisiko mengidap berbagai jenis penyakit seperti alergi,
obesitas, asma, diabetes melitus serta kolik atau sakit perut yang membuat bayi
menjadi rewel.
Penelitian yang dilakukan oleh para ilmuwan dari Universitas
Turku di Finlandia menemukan bahwa salah satu faktor yang menyebabkan bayi
ceasar lebih rentan sakit adalah karena bayi tidak mendapat cukup bakteri baik
dari sang ibu. Bakteri baik ini sangat penting bagi pengembangan sistem imun
bayi. Dengan terpapar bakteri baik sejak dini, maka tubuh bayi akan
meresponsnya dengan membentuk sistem imun yang lebih kuat.
"Kontraksi yang terjadi ketika melahirkan lewat vagina membuat sel-sel
tubuh bayi lebih permeabel dan mudah menyerap bakteri-bakteri baik dari tubuh
ibunya. Ini adalah mekanisme alam yang nampaknya merupakan proses untuk
mempersiapkan bayi menghadapi lingkungan bebas yang lebih berbahaya," kata
Erika Isolauri, MD, D.Med. Sci, dokter anak dari Universitas Turku di Finlandia
dalam acara konferensi pers Nestle Nutrition Institute di Hotel San Sari
Pacific, Jakarta (13/3/2012).
Menurut dr Erika, bakteri-bakteri baik yang baik bagi ibu
hamil dan bayi adalah jenis bifidiobakteroum dan beberapa jenis laktobasilus.
Pada bayi dengan kelahiran caesar, bakteri-bakteri ini ditemukan lebih sedikit
jumlahnya dibandingkan bayi yang dilahirkan lewat vagina. Akibatnya, sistem
imun bayi kurang berkembang baik dan lebih gampang sakit.
"Untuk para ibu yang tidak memiliki kondisi (kehamilan)
berisiko, Caesar justru sebenarnya kurang aman bagi ibu dan bayinya daripada
persalinan normal," tutur Eugene Declercq, PhD, asisten dekan untuk
pendidikan doktoral di Boston University School of Public Health.
Benar dan saya sangat setuju dengan apa yang dikatakan bunda Iin dalam blognya “Saya membuktikan diri sebagai
seorang ibu karena bisa merasakan kehamilan dan melahirkan meski dengan cara
yang berbeda. Apapun itu bagi saya, tak penting lagi hal-hal yang menyebabkan
seseorang memilih C-Section,
normal, water birth, atau apapun caranya.
Semuanya pasti mempertimbangkan si bayi sebagai pertimbangan utama. Tak mungkin
seorang ibu memilih hamil dan melahirkan kalau memikirkan diri sendiri. Dalam
setiap kesadaran yang saya peroleh setelah operasi hanya satu pertanyaan saya,
“dimana bayiku? bagaimana dia?” dan bukan “apakah saya masih cantik?
Saya
pernah bertanya, bagaimana mengetahui apakah yang kita lakukan itu diridhoi
Allah atau tidak? Jawabannya adalah ketika kita merasakan kebahagiaan dan
menghasilkan sesuatu yang baik, maka itulah ridho dari Allah. Dan saya hanya
merasakan kebahagiaan tiada tara memiliki tiga orang anak yang sehat, santun
dan ketiganya pun mudah diajari beribadah.
Jadi, C-Section pilihan atau keterpaksaan
itu bukanlah masalah. Yang penting, bagaimana hamil dan melahirkan anak yang
sehat, lalu mendidik mereka menjadi orang-orang yang berguna.”
Jadi... apapaun itu, kelahiran normal atau caesar adalah merupakan hak Allah SWT sebagai pencipta Manusia, karena Dialah yang Maha mengetahui bagaimana manusia itu dilahirkan kedunia.Tugas kita, adalah bagaimana merawat dan mendidik anak-anak kita agar bisa menjadi anak-anak yang soleh dan solehah, yang bisa berbakti pada Tuhannya, Rasulnya, keluarganya, Agama dan Nusa Bangsa.
sumber :
http://female.kompas.com/read/2012/11/07/17275437/Risiko.Bedah.Caesar.untuk.Ibu.dan.Bayi
http://health.detik.com/read/2012/03/13/134351/1865929/1300/mengapa-bayi-caesar-lebih-gampang-sakit